Friday, May 4, 2012

Bantuan Hidup Dasar


Batuan Hidup Dasar disingkat juga BHD sangat penting diketahui oleh seorang yang menemukan suatu kerjadian dan terdapat korban maka orang tersebut harus dapat memberikan bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan jiwa korban hingga bantuan medis tiba di lokasi kejadian dan memberikan perawatan lebih lanjut. Mungkin bagi Anda yang selalu mendengar istilah basic life support, makan Bantaun Hidup Dasar (BHD) inilah maksud dari basik life support itu sendiri.
henti-Jantung-mendadak adalah penyebab kematian tertinggi hampir di seluruh dunia. Banyak korban henti jantung mendadak ini berhasil selamata jika orang disekitarnya bertindak cepat saat jantung bergetar atau vertikel febrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi kebanyakan gagal apabila ritme jantung telah berubah menjadi tidak bergerak.
Dalam pelaksanaan bantuan hdup dasar ada istilah yang dinamakan rantai keselamatan. Rantai ini berlaku terhadap korban baik karena gangguan irama jantung “VF” atau jantung bergetar maupun gangguan supllai oksigen.
Ranti keselamatan adalah lah sebagai berikut;
  • Akses dini: kenali keadaan darurat lalu panggil bantuan medis atau aktifkan kode emergensi yang berlaku
  • Bantuan hidup dasar dini: DJP segera
  • kejut jantuk dini: RJP disertai kejut jantung dalam 3-5 menit menghasilkan kemungkinan selamat sebesar 49 – 75%
  • Bantuan Hidup Lanjut dini dan penanganan paska resulisasi yang dilakukan petugas medis akan mempengaruhi hasil akhir.
Penolong pertama setidaknya dapat melakukan pertolongan rantai 1 sampai ke 3 dari rantau keselamatan di atas.
Pada saat seorang penolong pertama telah mengenali keadaan gawat darurat (henti jantung, stroke, serangan jantung, tenggelam, sumbatan jalan napas), kemudian mengaktifkan bantuan medis, serta memastikan mereka segera tiba di lokasi kejadian Penolong Pertama dapat segera melakukan Bantuan Hdup Dasar.
Di beberapa negara, bantuan medis dapat tiba 7-8 menit setelah panggilan, namun di beberapa negara berkembang mungkin bantuan tiba di lokasi kejadian dalam waktu yang lebih lama. Artinya, tingkat keselamatan korban tergantung dari keterampilan dan pengetahuan penolong setempat.
Korban henti jantung sangat membutuhkan bantuan Resusitasi Jantung Paru (RJP). RJP ini dapat memberikan sirkulasi yang terus menerus kepada otak  dan jantung korban walaupun jumlahnya hanya sedikit. RJP juga akan memperlama face vertikel fibrilasi (VF) yaitu suatu keadaan dimana irama jantung tidak beraturan, namun ini mengindikasikan bahwa otot jantung masih berfungsi. Bila Ventrikel Fibrilasi masih ada, maka penggunaan alat Defbrilasi akan menghentikan irama ventrikel Fibrasi dan diharapkan jantung dapat kembalik ke irama normal
Alat Defibrilator saat ini telah dikembangkan sedemikian rupa, agar dapat digunakan oleh penolong pertama yang terlatih. Alat itu dikenal dengan AED (Automated External Defibrilator) suatu alat defibrilator otomatis.
Pertolongan pertama mendapat panduan dari suara yang langsung dikeluarkan dari mesin AED. Alat tersebut akan menganalisa irama VF secara otomatis dan memberikan sejumlah energi listrik yang sesuai dalam setiap pemberian syok listrik. Untuk mengoperasikan mesin AED, penolong pertama perlu mendapatkan sertifikat melalaui pelatihan secara menggunakan mesin AED.

0 comments:

Post a Comment